Bos Bank Sumut Beberkan Tantangan BPD di Tengah Persaingan Industri Perbankan


Medan – Tantangan dalam industri perbankan khususnya Bank Pembangunan Daerah (BPD) semakin kompleks. Mau tau mau, BPD harus inovatif dan improvement agar mampu bersaing di industri perbankan.

Hal tersebut disadari betul oleh Direktur Utama Bank Sumut Babay Parid Wazdi. Menurutnya, BPD kini dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam mengarungi persaingan di industri perbankan.

Babay membeberkan, ada dua tantangan yang dihadapi dan sekaligus menjadi perhatian setiap BPD. Tantangan tersebut adalah terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dan teknologi.

“Tantangan untuk BPD, hanya dua di teknologi dan SDM. Dua hal itu, yang harus di-improve agar bisa mengimbangi dengan bank-bank yang ada di Indonesia,” kata Babay kepada Infobanknews di Medan.

Baca juga: Genjot Kredit dan DPK, Bank Sumut Fokus Garap 5 Segmen Ini

Pengembangan SDM, misalnya, kata Babay, BPD harus mengubah konsep dan pola pengembangan SDM secara keseluruhan. Mulai dari pola rekrutmen hingga pensiunan SDM di BPD.  

“Harus mengubah mulai dari konsepnya seperti apa sih. Setelah itu, dikembangkan mulai dari rekrutrmen hingga pensiunnya sepeti apa. Dari ujung ke ujungnya harus ada improvement. Tidak hanya biasa saja, harus luar biasa. Supaya tidak tertinggal,” kata pria yang gemar menulis ini.

Tantangan kedua terkait teknologi. Menurutnya, sektor ini juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh BPD. Pasalnya, BPD secara umum tertinggal dalam mengakuisisi teknologi yang relatif berbiaya tinggi.

“Jalan keluarnya bisa dengan Kelompok Usaha Bank (KUB) atau holdingisasi. Dengan adanya holdingisasi kan bisa saling support teknologi. Teknologi kalau dikerjakan bersama-sama kan lebih murah. Bisa support dari teknologi, tapi bisa juga support secara capital,” ungkapnya.

Baca juga: OJK Sebut 10 BPD Siap Bentuk KUB, 4 di Antaranya Jadi Induk

Transformasi pengembangan teknologi sangat penting bagi BPD. Mengingat perubahan modal bisnis perbankan sangat cepat. Ini juga telah diantisipasi oleh bank asing, BUMN, dan swasta nasional.

“Untuk tetap sustan dalam industri perbankan, BPD harus bertransformasi mengukuti model bisnis terkini,” ujar Babay.

Fokus Garap 5 Segmen

Mengarungi 2024, Bank Sumut telah menyusun strategi dalam melanjutkan kinerja positifnya. Bank Sumut bakal fokus menggarap lima segmen potensial. Pertama, kata Babay, Bank Sumut menggarap sektor pedesaan. Menurutnya, ada potensi besar dari sektor pedesan di Sumut. Terlebih, di Sumut terdapat 5.500 desa dan setiap desa memiliki anggaran Rp1 miliar per tahun.

“Rata-rata satu desa punya anggaran Rp1 miliar. Jadi kalau ditotal ada Rp5,5 triliun dana dari desa. Dan itu bisa diambil (potensi). Kalau itu bisa dikelola BPD, itu luar biasa,” papar Babay.

Kedua, lanjutnya, sektor pemerintahan. Bank Sumut coba menggarap vendor-vendor yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumut, untuk menjadi nasabah Bank Sumut. Potensinya juga sangat besar, mengingat saat ini Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sumut sekitar Rp67 triliun.

“Berdasarkan data base Bank Sumut, terdapat 15.000 vendor kecil penujukan langsung dan 2.000 vendor dengan cara tender. Ini yang coba kita tarik jadi nasabah kita, sebagian sudah. Tapi yang belum kita tarik dengan berbagai produk dan program,” ujarnya.

Ketiga, segmen potensial lainnya adalah sektor kesehatan. Menurut Babay, Sumut memiliki terdapat 660 puskesmas dan 41 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Kemudian, sektor pendidikan dan agrobisnis di kawasan Sumut.

“Kelima sektor ini sangat potensial untuk meningkat DPK maupun kredit. Sektor-sektor ini coba kita kelola dan rebut kembali (dari persaingan bisnis perbankan),” ujar Babay. (*)



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top