Mata Uang Iran Anjlok ke Rekor Terendah, Nilainya Jadi Segini


Jakarta – Nilai mata uang Rial Iran terhadap dollar Amerika Serikat (AS) anjlok ke rekor terendah pada Minggu (24/3), yakni 613.500 rial per dolar AS.

Hal ini terjadi seiring perayaan Tahun Baru Persia. Sebelumnya, pada Senin (18/3), harga satu dolar Amerika setara dengan 590.000 rial.

Dinukil laman VOA Indonesia, kondisi tersebut membuat warga Iran berbondong-bondong menukarkan rial mereka dengan mata uang asing di pusat utama toko-toko penukaran mata uang di Jalan Ferdowsi.

Sayangnya, sebagian besar toko-toko tersebut tutup lantaran libur Nowruz, yang berlangsung dari tanggal 20 Maret hingga 2 April.

Baca juga : Daftar Terbaru 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Rupiah Nomor Berapa?

Mojtaba (49), terkejut karena nilai rial turun sekitar 5% dibandingkan dengan enam hari terakhir. Diketahui, banyak warga Iran melihat tabungan mereka menguap karena depresiasi nilai mata uang lokal. 

Pada Senin (25/3), nilainya sekitar 5% dari nilai mata uang tersebut pada tahun 2015, ketika Iran menandatangani perjanjian nuklir dengan negara-negara adidaya.

Sejak saat itu, nilai rial anjlok dari 32.000 rial per dolar Amerika menjadi ratusan ribu. Pada Februari 2023, mata uang ini sempat mencapai titik terendah 600.000 rial terhadap dolar, dan sejak saat itu tidak pernah naik di atas 439.000.

Pusat Statistik pemerintah mengatakan tingkat inflasi Iran pada Februari 2024 mencapai 42,5%. Tetapi, Bank Sentral Iran mengatakan tingkat inflasi lebih dari 46%. Tidak ada penjelasan untuk perbedaan tersebut.

Baca juga : BRICS Buat Mata Uang Anyar, Nasib Dolar AS Tergeser?

Jatuhnya nilai mata uang Rial terhadap dollar tak terlepas dari hubungan Iran dengan Barat yang berada pada titik terendah sejak Presiden AS Donald Trump .

Trump meninggalkan kesepakatan yang menyerukan agar negara itu mengakhiri program nuklirnya, dengan imbalan akses ke dana yang dibekukan dan manfaat lainnya.

Adapun, Presiden AS Joe Biden mengatakan, pihaknya bersedia memulihkan kesepakatan nuklir dengan Iran. Akan tetapi, pembicaraan formal untuk mencoba menemukan peta jalan guna memulai kembali kesepakatan tersebut terhenti pada Agustus 2022.



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top