Tabungan Haji Melesat Jelang 2026, Berikut Jurus Inovatif Bank Syariah Permudah Jemaah


Poin Penting

  • Bank syariah gencar berinovasi menyambut Haji 2026, mulai dari penguatan ekosistem haji, digitalisasi layanan, hingga kolaborasi lintas lembaga untuk mendukung kelancaran jemaah.
  • Tabungan haji menunjukkan tren pertumbuhan positif di Bank Muamalat, Bank Mega Syariah, dan BSI, didorong penurunan BPIH 2026 serta meningkatnya kesadaran masyarakat menyiapkan haji sejak dini.
  • Inovasi strategi pendanaan haji semakin beragam, termasuk Kartu Haji Indonesia, kampanye Gen Hajj, layanan digital, hingga menabung emas sebagai solusi jangka panjang pelunasan haji.

Jakarta – Perjalanan Ibadah Haji 2026 kian dekat. Pemerintah melalui Kementerian Haji dan Umrah RI telah mengumumkan tahap I dan tahap II pelunasan ibadah haji untuk keberangkatan Haji 2026 atau 1447 Hijriah. Hal ini menandai dimulainya rangkaian persiapan haji bagi jutaan calon jemaah.

Di tengah dinamika tersebut, bank-bank syariah semakin agresif menawarkan layanan tabungan dan solusi keuangan haji. Mereka berlomba memperkuat strategi, infrastruktur, dan inovasi demi mendukung kelancaran ibadah jemaah.

Direktur Utama Bank Muamalat, Imam Teguh Saptono mengungkapkan, di tengah persaingan bank-bank syariah dalam ekosistem haji, strategi Bank Muamalat adalah menjadi agregator dan fasilitator melalui kolaborasi.

“Kami tetap berkolaborasi dengan rekan-rekan bank syariah lain. Mereka merupakan Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah haji selama bertahun-tahun,” ujar Imam, kepada Infobanknews, Selasa, 2 Desember 2025.

Baca juga: Kemenhaj: Pelunasan Haji 2026 Masih di Bawah 1 Persen

Ia menambahkan, sebagai Bank Haji yang dimiliki oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), terdapat sinergi bisnis yang dapat dioptimalkan khususnya pada Ekosistem Bisnis Haji dan Umrah.

“Di situlah letak agregator dan fasilitatornya, karena kami adalah bank yang 82,7 persen dimiliki BPKH. Kami bukan sekadar mitra BPS, kami dapat menjadi Hub Management dari ekosistem ini, dari hulu hingga hilir,” tambahnya.

Ia mencontohkan, Bank Muamalat berpeluang menyalurkan investasi maupun modal kerja di Arab Saudi melalui skema sindikasi lewat kantor cabang internasional di Kuala Lumpur.

“Hal ini menjadi faktor yang menguatkan kapabilitas Bank Muamalat apabila ditunjuk sebagai Bank Haji,” tutur Imam.

Dari sisi layanan, Bank Muamalat terus mengembangkan teknologi melalui pemanfaatan Kartu Haji Indonesia (KHI) hasil kolaborasi dengan Bank Al Rajhi. Kartu ini tidak hanya berfungsi sebagai ATM, tetapi juga mendukung pembayaran tap-to-pay di jaringan MADA Arab Saudi.

Tabungan Haji Bank Muamalat Tumbuh Double Digit

Sementara itu, Imam menyebut produk tabungan haji Bank Muamalat terus menunjukkan tren positif. Hingga September 2025, produk tabungan Haji Bank Muamalat mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 14,1 persen, dengan total volume di atas Rp1,71 triliun.

Tabungan haji Bank Muamalat pun telah mencapai lebih dari 962 ribu rekening. Sedangkan, porsi dana Haji tercatat sebesar Rp9,4 triliun atau hampir 20 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Muamalat.

“Angka-angka ini adalah fondasi kami untuk melangkah sebagai Bank Haji,” ungkapnya.

Ia optimistis tren pertumbuhan ini akan berlanjut, seiring penurunan rata-rata BPIH 2026 menjadi Rp87,41 juta dari Rp89,41 juta pada 2025.



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top