Jakarta – Ekonom Senior Segara Research Institute, Piter Abdullah, mengatakan bahwa kinerja perbankan untuk paruh kedua 2025 diperkirakan masih akan bertumbuh positif.
Menurutnya, kinerja perbankan yang positif tersebut tecermin dari penyaluran kredit yang masih tumbuh di kisaran 7-8 persen, disertai dengan kredit macet atau Non-performing Loan (NPL), laba, dan likuiditas yang tetap terjaga.
“Jadi kalau dilihat dari walaupun di tengah kondisi yang tadi perekonomian global domestik yang ada tantangan, ada ancaman tapi kalau kita lihat dari kinerjanya perbankan, kinerja perbankan masih sangat baik,” kata Piter kepada media dikutip, Rabu, 6 Agustus 2025.
Baca juga: Kebijakan PPATK Blokir Rekening Dormant Merusak Kepercayaan Publik ke Perbankan
Laporan Kinerja Semester I 2025 Tunjukkan Tren Positif
Sejauh ini, perbankan yang telah melaporkan kinerja keuangan pada semester I 2025 antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Ketiga bank tersebut mencatat pertumbuhan positif. BBCA membukukan penyaluran kredit tumbuh 12,9 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp959 triliun, BBRI menyalurkan kredit sebesar Rp1.416,62 triliun atau naik 5,97 persen, sementara BBNI mencatat pertumbuhan kredit 7,1 persen menjadi Rp778,7 triliun.
Meski demikian, kinerja keuangan perbankan tidak diikuti oleh kinerja harga saham yang masih tercatat negatif secara year to date (ytd), akibat derasnya arus keluar investor asing dari saham-saham perbankan.
“Di dalam year to date-nya untuk Himbara masih negatif. Saya kira BCA juga masih negatif. Kenapa? Saya kira ini dampak dari kondisi likuditas di pasar modal kita, di mana ketika investor asing keluar itu belum ada yang bisa menggantikan,” imbuhnya.
Baca juga: IHSG Menguat Ditopang Saham Konglomerat, Saham Perbankan Masih Menarik?
Ia menambahkan bahwa harga saham perbankan dengan kapitalisasi pasar besar saat ini sudah tergolong murah, dan bisa dimanfaatkan oleh investor domestik. Saham BBCA saat ini berada di posisi Rp8.325, BBRI Rp3.720, dan BBNI Rp4.100 per saham.
“Kalau menurut saya, kalau kamu beli saham perbankan sekarang ini pasti cuan. Tunggu aja Maret-April tahun depan. Maret-April itu kita pasti dapet dividennya, dividen di sekitar 10 persen ditambah dengan capital gain,” ujar Piter.
Sentimen Negatif Diperkirakan Tidak Akan Jadi Pemberat
Piter menyebut, isu seperti rekening dormant dan Koperasi Desa Merah Putih diperkirakan tidak akan menjadi pemberat bagi kinerja perbankan pada semester II 2025.
“Jadi nggak perlu dikhawatirkan dan menurut saya itu tidak akan berdampak kepada kinerja perbankan. Cuma memang dalam hal ini PPATK saya sayangkan memang komunikasinya nggak smooth ya,” tutupnya. (*)
Editor: Yulian Saputra