TUGU Punya Ekosistem Lengkap dan Terintegrasi, Begini Prospeknya di Masa Transisi PSAK 117


Jakarta – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU) memiliki ekosistem asuransi yang lengkap dan terintegrasi. Sebagai perusahaan yang sahamnya dapat diperdagangkan oleh publik, model bisnis TUGU dinilai memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya. 

Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini fokus pada bisnis asuransi umum. Produk dan jasa yang ditawarkan beragam, mulai dari asuransi properti dan kebakaran, energi, rangka kapal, pengangkutan, penerbangan, rekayasa, kendaraan bermotor dan lainnya.

Bahkan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Mei 2018, Perseroan terus menggenjot segmen ritel, termasuk asuransi perjalanan. Namun, bisnis TUGU tak hanya bertumpu pada asuransi umum. 

TUGU juga memiliki kerja sama strategis dengan salah satu pemegang sahamnya yaitu Samsung Fire and Marine Insurance Co., Ltd dalam bentuk entitas asosiasi. TUGU menguasai 30 persen saham di PT Asuransi Samsung Tugu.

Selain itu, Perseroan memiliki anak usaha yang bergerak di bidang reasuransi, yakni PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), dengan kepemilikan mayoritas sebesar 50,74 persen. Dengan demikian, kinerja keuangan Tugure turut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan TUGU.

Baca juga: Terapkan PSAK 117, Aset Tugu Insurance Tembus Rp30 Triliun di Kuartal I-2025

Di luar Tugure, TUGU menjadi pemegang saham minoritas di PT Reasuransi Maipark Indonesia dengan kepemilikan sebesar 14,83 persen melalui penyertaan langsung. 

Di luar bisnis asuransi, TUGU memiliki anak usaha yang bergerak di bidang rental properti maupun kendaraan bermotor melalui PT Pratama Mitra Sejati (PMS), serta usaha di bidang manajemen risiko, surveyor dan penilai melalui anak usaha bernama PT Synergy Risk Management Consultants (Synergy).

Daya Saing dan Kesehatan Keuangan Diakui Analis

Menurut analis BCA Sekuritas, Ryan Santoso, ekosistem bisnis yang dibangun oleh TUGU tergolong lengkap, dengan model bisnis yang saling melengkapi. Hal ini menjadi kekuatan utama perseroan dalam menjaga daya saing.

“TUGU punya model bisnis yang terdiversifikasi. Meskipun terdiversifikasi, unit bisnis yang dimiliki sebenarnya masih sangat sejalan dan tidak berseberangan. Ini membuat model bisnisnya solid dan eksposur risikonya masih bisa dikelola dengan baik. Pada akhirnya ini menjadi faktor yang dapat mendukung keberlanjutan operasional jangka panjang” ungkap Ryan. 

Baca juga: Tugu Insurance Raih Penghargaan Platinum Champion di Infobank Insurance Award 2025

Terkait keuangan, Ryan juga menilai bahwa TUGU memiliki keuangan yang sehat didukung dengan kemampuan untuk menghasilkan laba (profitabilitas) serta solvabilitas yang tinggi.

Namun ia juga menjelaskan bahwa sebagai perusahaan asuransi umum, TUGU dan perusahaan asuransi lain di tahun ini akan fokus pada implementasi PSAK 117.

Transisi ke PSAK 117, Laba TUGU Berpotensi Terdampak Format Baru

Per 1 Januari 2025, industri asuransi umum mulai menerapkan PSAK 117 Kontrak Asuransi, menggantikan PSAK 104. TUGU telah mulai mengimplementasikan PSAK 117 sejak awal tahun, dan laporan keuangan kuartal I/2025 telah disusun berdasarkan standar baru tersebut.

Dalam laporan keuangan konsolidasian per Juni 2025, TUGU membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp294,6 miliar.

Namun, Ryan mencatat bahwa laba ini masih menggunakan standar PSAK lama.

Adapun laporan keuangan sesuai PSAK 117 diperkirakan akan segera dirilis, mengingat OJK telah memberikan perpanjangan batas waktu pelaporan hingga 15 Agustus 2025.

“Saya rasa dengan PSAK baru, angka atau kinerja keuangan akan ada perbedaan. Namun ini lebih terkait pada penyajiannya saja dengan asumsi-asumsi yang lebih konservatif sehingga jika ada perbedaan nilai investor dan publik tidak perlu kaget” ungkapnya.

Baca juga: Lakukan Transisi PSAK 117, Kinerja Keuangan Konsolidasi Triwulan I Tugu Insurance Solid

Ryan menambahkan bahwa penyesuaian laba yang terjadi diharapkan tidak signifikan, bahkan bisa saja lebih baik. Ia menyambut positif momentum transisi ini karena akan mendorong laporan keuangan TUGU dan industri secara umum menuju standar internasional yang lebih transparan dan kredibel. (*)



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top