Poin Penting
- AAUI menargetkan peluncuran produk asuransi mikro mulai akhir Desember 2025, didorong oleh kolaborasi dengan pemerintah dan asosiasi ritel.
- Produk sedang dimatangkan agar sesuai kebutuhan UMKM, mencakup nilai santunan, skema penggantian, dan premi yang sederhana.
- Asuransi mikro diproyeksikan menjadi solusi perlindungan UMKM terhadap risiko besar seperti bencana, dengan proses yang dibuat mudah dan tidak berbelit.
Jakarta – Industri asuransi umum tengah bersiap memasuki fase baru. Diproyeksikan, produk asuransi mikro mulai bermunculan pada akhir tahun ini hingga 2026.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Budi Herawan, mengungkapkan bahwa peluang pengembangan asuransi mikro semakin terbuka lebar setelah adanya dorongan dari pemerintah, khususnya Kementerian Koperasi dan UMKM.
“Kita mendorong ke sana, karena sudah dibukakan pintu oleh Pak Maman, Menteri UMKM, khususnya dengan deputinya, mari sama-sama,” ujarnya saat ditemui usai konferensi pers Kinerja Industri Asuransi Umum Kuartal III, Kamis, 20 November 2025.
Baca juga: Bos AAUI Pede Pendapatan Premi Bisa Tumbuh 8 Persen di Akhir 2025
AAUI bahkan telah mulai menjalin kolaborasi strategis untuk mempercepat penetrasi produk-produk mikro tersebut. Salah satunya adalah kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel. Budi menyebut inisiatif ini membuka jalan bagi distribusi yang lebih luas.
“Jadi ini suatu peluang lagi,” katanya.
Budi menegaskan, ini bukan sekadar mengikuti tren, tetapi menjawab kebutuhan mendesak pelaku UMKM agar tetap bisa bertahan ketika menghadapi risiko-risiko besar seperti bencana.
“Ini untuk segmen kita memberikan jaminan kelangsungan terhadap aset-aset mereka. Agar bila terjadi bencana, mereka tetap bisa berusaha,” tegasnya.
Baca juga: 10 Anggota Belum Penuhi Modal Minimum 2026, AAUI Siapkan Opsi Penyelamatan
Meski belum menyebutkan nama perusahaan yang akan merilis produk mikro baru, Budi memastikan jumlahnya akan banyak.
Saat ini, AAUI bersama para perusahaan tengah merumuskan desain produk agar benar-benar sesuai kebutuhan UMKM. Baik dari nilai santunan, skema penggantian, hingga struktur premi.
“Kategorinya masuk asuransi mikro. Jadi bentuk santunannya, bentuk penggantiannya, kita lagi pikirkan berapa kewajarannya dan berapa preminya,” jelas Budi.
Yang menarik, seluruh proses asuransi mikro ini dirancang agar sangat sederhana dan tidak berbelit-belit. Budi memastikan bahwa peluncuran produk-produk tersebut tidak perlu menunggu lama.
“Harusnya mulai akhir Desember ini kita juga sudah mulai launching-launching. Sudah kerja sama dengan beberapa perusahaan,” imbuhnya. (*) Alfi Salima Puteri


