Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat bahwa raihan premi berdasarkan produk masih didominasi oleh produk tradisional dibandingkan Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atau unitlink.
Hal itu terlihat dari raihan produk tradisional yang meningkat 15,6 persen pada kuartal I 2025 mencapai Rp30,95 triliun dari Rp26,77 triliun. Sedangkan produk unitlink masih menurun 14,2 persen menjadi Rp16,50 triliun dibandingkan kuartal I 2024 senilai Rp19,22 triliun.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, mengatakan bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh diterbitkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 5/ SEOJK.05/ 2022 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI).
Baca juga: Pendapatan Industri Asuransi Jiwa Turun 17,5 Persen, AAJI Ungkap Penyebabnya
Menurutnya, pada saat SEOJK PAYDI diterbitkan, perusahaan asuransi tentunya harus mempersiapkan persyaratan-persyaratan sesuai dengan SEOJK PAYDI, seperti IT yang memadai dan memberikan pelatihan kepada para tenaga pemasar asuransi.
“Jadi, pada waktu SEOJK PAYDI keluar, kan perusahaan harus bersiap-siap secara IT untuk punya kemampuan menjawab SEOJK PAYDI, termasuk rekamannya itu. Tapi in between, sambil menunggu itu kan tenaga pemasaran tetap harus berjualan. Nah ini kan mereka udah mulai terbentuk untuk jualan produk tradisional,” ucap Budi dalam Konferensi Pers dikutip, Kamis, 5 Juni 2025.
Sehingga, menurutnya, dalam masa penyesuaian tersebut, para tenaga pemasar lebih familiar dengan produk tradisional dan didukung dengan keadaan pasar yang sedang mengalami volatilitas, mendorong nasabah lebih memilih produk tradisional yang terjamin.
Baca juga: AAJI Catat Total Klaim Industri Asuransi Jiwa Turun 11,1 Persen hingga Maret 2025
Adapun Budi memprediksi pertumbuhan produk unitlink akan terjadi di saat masyarakat didominasi oleh Generasi Z yang ingin melakukan investasi di pasar modal tetapi juga menginginkan perlindungan dari produk asuransi.
“Kemudian ternyata kondisi market saat ini, sepertinya orang lebih mencari yang guaranteed atau apapun. Akan tiba masanya di mana ternyata masyarakat pada saat itu mungkin didominasi oleh kaum muda mencari unitlink,” tutupnya. (*)
Editor: Yulian Saputra