Bos BI Beberkan Enam Strategi Tingkatkan Ekonomi Syariah 


Jakarta – Bank Indonesia (BI) miliki enam strategi untuk meningkatkan ekonomi keuangan syariah serta memperkuat rantai nilai ekonomi halal di Tanah Air.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, Bank Indonesia mengusulkan sejumlah program untuk meningkatkan mata rantai ekonomi halal di Indonesia.

Pertama, Gerakan pengembangan pesantren dan rantai nilai halal atau yang disingkat Gerbang Santri.

Hal tersebut dilakukan dengan memberdayakan pesantren sabagai pusat ekonomi umat melalui peningkatan produktivitas, digitalisasi bisnis, dan tata kelola keuangan pesantren yang lebih baik.

Kedua, program Jawara Ekspor atau jaringan wirausaha syariah mendorong ekspor. Dimana pusat bisnis pesantren akan dibentuk suatu jaringan agar produk halal Indonesia bisa go global.

“Melalui integrasi sistem informasi ekspor, penguatan akses pasar, dan kerja sama internasional didukung penguatan produk sesuai permintaan ekspor. Kita sebut jawara ekspor,” ujar Perry dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2025.

Baca juga: ISSI Naik Hampir 18 Persen, Pasar Saham Syariah Catat Rekor Baru

Ketiga, Gema Halal atau gerakan berjama’ah akselerasi halal. Kata Perry, program ini diarahkan untuk memperluas pasar produk halal yang dilakukan dengan cara meningkatkan produksi bahan baku halal, mempercepat sertifikasi halal, dan memperkuat peran halal center di berbagai daerah.

“Gerakan berjamaah akselerasi halal yang diarahkan untuk memperluas pasar produk halal dengan jalan, meningkatkan produksi bahan baku halal, mempercepat sertifikasi halal dari sisi hulu, dan memperkuat peran halal center di berbagai daerah, di samping memperkuat perlindungan konsumen,” jelasnya.

Sementara dari sisi penguatan akses keuangan syariah, BI juga memiliki strategi yang melanjutkan dari ketiga program diatas, di antaranya inisiatif Sapa Syariah untuk memperkuat sinergi perdagangan dan pembiayaan syariah.

“Supaya pembiayaan yang tadi kita bicara kreativitas dari perbankan, pembiayaan bisa linked kepada yang dibiayai. Perdagangan maupun yang lain menjadi platform integratif untuk memperkuat konektivitas antara pelaku usaha, lembaga keuangan, dan regulator,” pungkasnya.

Perry menyebut, dalam inisiatif ini BI akan memperbanyak instrumen dari pasar uang syariah dan valuta sing (PUVA) syariah dalam memperkuat akses keuangan.

Selain itu, dari sisi literasi dan inklusi keuangan syariah, BI mendorong dua inisiatif nasional, yaitu Kanal Ziswaf atau kolaborasi nasional pengembangan zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.

Baca juga: Payment ID Baru Tahap Uji Coba, BI Bantah Bakal Intip Semua Transaksi Masyarakat

“Ini adalah yang kami usulkan agar bagaimana kita sinergi antar lembaga, agar betul-betul selain pembiayaan dan komersial dari perbankan, keuangan, ada juga pembiayaan sosial dari jakat, infaq, sedekah, wakaf yang kita juga sudah mulai kembangkan digitasi di situ,” imbuhnya.

Kemudian, inisiatif Lentera Emas atau literasi dan inklusi ekonomi syariah menuju Indonesia Emas dengan menggelar festival ekonomi syariah (Fesyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).

“Sehingga ada enam program unggulan, yang pertama adalah tadi saya sampaikan adalah Gerakan Santri, kedua Jawara Ekspor, Gema Halal, setelah itu adalah Sapa Syariah, dan kemudian Kanal Ziswaf, dan yang terakhir adalah Lentera Emas,” tukasnya. (*)

Editor: Galih Pratama



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top