Laba GUNA Turun 17,10 Persen Jadi Rp78,59 Miliar di 2024, Ini Pemicunya


Jakarta – PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA), perusahaan yang bergerak di bidang produsen makanan dan kacang-kacangan membukukan laba bersih Rp78,59 miliar sepanjang 2024.

Raihan laba tersebut terkontraksi 17,10 persen secara year on year (yoy) ketimbang tahun sebelumnya yang tercatat Rp94,81 miliar.

Dijelaskan oleh Ivan Cokro Saputra, Direktur Utama Guna, penurunan laba bersih disebabkan salah satunya karena meningkatnya harga bahan baku karena inflasi. Peristiwa ini, menurut Ivan, terjadi saat dunia sudah memasuki new normal.

“Semenjak dunia kembali normal, ada inflasi yang terjadi pada bahan-bahan baku kita, sehingga itu juga berdampak kepada performance profit,” terang Ivan pada Public Expose GUNA, Kamis, 22 Mei 2025.

Baca juga: MTDL Bidik Pendapatan dan Laba Tumbuh 10 Persen di 2025, Begini Strateginya

Hal ini tercermin dari laporan keuangan perusahaan. Tercatat beban penjualan dan administrasi meningkat 18,72 persen (yoy) menjadi Rp48,11 miliar. Di sisi lain, GUNA berhasil mencatat peningkatan penjualan sebesar 3,10 persen menjadi Rp1,44 triliun.

Aset perseroan juga menyentuh Rp980,14 miliar atau naik 29,46 persen. Guna juga mampu menjaga rasio keuangan dengan baik. Rasio utang terhadap aset berada di angka 0,31 persen. Sementara, rasio utang ke EBITDA masih di kisaran 2,25 persen.

Rasio-rasio lain seperti return of asset (ROA) dan return of equity (ROE) masih terbilang sehat, masing-masing di angka 6 persen dan 9 persen. Ivan menyebut, kalau perusahaan mengelola keuangan dengan sangat konservatif.

“Kita bisa lihat di sini kami punya debt, dan itu kita sangat jaga, sangat minim. Kami mengolah cash flow kita secara konservatif, dan inilah bukti daripada hasil-hasil atau bukti daripada konservatif itu,” jelas Ivan.

Target Kinerja di 2025

Tahun ini, GUNA menargetkan target penjualan sebesar Rp1,49 triliun. Pertumbuhan ini tidak beda jauh dengan angka di 2024, dan diproyeksi akan naik sebesar 3,11 persen (yoy).

Ivan menyebut, perusahaan sudah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai target tersebut.

Diawali dengan membangun pabrik baru di wilayah Cikarang, Jawa Barat, dan di Pati, Jawa Tengah. Untuk membangun pabrik tersebut, GUNA menggelontorkan Rp200 miliar. Pabrik ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan rantai pasok produksi.

Pembangunan pabrik ini juga bertujuan mempersiapkan diri menjajaki pasar baru, yakni ekspor ke Tiongkok. Ivan menyebut, kalau peluang berdagang dengan Tiongkok muncul karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Baca juga: Intip Target Pendapatan dan Laba Emiten DKHH usai Melantai di Bursa

“Kami akan beli bahan baku dari AS, lalu diproses di Indonesia dan barangnya itu akan menjadi produksi di Indonesia. Dan, kami akan ekspor ke Cina (Tiongkok) dengan biaya masuk yang pastinya lebih murah. Itu adalah opportunity yang sangat besar bagi kami,” jelas Ivan.

Namun, lebih dari itu, Ivan menegaskan kalau perseroan juga akan lebih prudent dan konservatif dalam mengelola keuangan. Terlebih, dengan kondisi perekonomian global yang masih sangat dinamis.

“Kami tetap harus konservatif dalam mengelola cash flow management kami. Sehingga, cash flow is king lah, kalau dalam kondisi itu,” ujarnya. (*) Mohammad Adrianto Sukarso



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top