MAMI Ungkap 49 Persen Aset Warga RI Tabungan Konvensional


Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) melalui hasil survey bertajuk “Asia Care Survei 2025” mengungkapkan, tabungan masih begitu diandalkan oleh sebagian besar orang Indonesia. 

Dalam survei tersebut menyebut rata-rata responden Indonesia menempatkan 49 persen aset tunainya dalam bentuk simpanan konvensional.

Beratnya porsi tunai yang nyaris tak memberikan potensi pertumbuhan ini, jelas membatasi pertumbuhan kekayaan individu-individu dan keluarga-keluarga di Indonesia.

CEO dan Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa mengatakan, simpanan tunai seperti tabungan dijadikan sebagai wadah untuk dana yang disiapkan sebagai keperluan jangka pendek dan dana darurat, karena aksesnya yang mudah, sangat likuid dan cepat. 

Akan tetapi, dari sisi pertumbuhan, simpanan konvensional memang hanya menawarkan bunga yang sangat terbatas. 

Baca juga : MAMI Beberkan Sederet Penopang yang Bakal Dorong Kinerja Pasar Saham RI

“Jadi jika alokasi pada simpanan tunai terlalu banyak, maka peluang kita untuk menumbuhkan kekayaan menjadi lebih terbatas. Untuk menikmati peluang lebih, kita bisa menggunakan alternatif-alternatif seperti saham, obligasi dan reksa dana, tentunya dengan strategi perencanaan investasi yang baik,” jelasnya, dikutip Sabtu, 6 September 2025.

Menurutnya, dengan sebaran portofolio yang ada saat ini, di mana setengah harta orang Indonesia disimpan dalam bentuk tunai, sementara sisanya baru ditempatkan di beragam instrumen seperti saham, obligasi, dan reksa dana, kekayaan orang Indonesia hanya memberikan peluang tumbuh sekitar 4 persen per tahun, dan nyaris tak mampu mengalahkan inflasi. 

“Dengan mengubah alokasi simpanan tunai menjadi 10 persen tunai, lalu sisanya disebarkan pada saham, obligasi dan saham, potensi returnportofolio dapat meningkat hingga lebih dari 9 persen per tahun. Perhitungan ini menggunakan data kinerja historis pasar modal selama 20 tahun terakhir,” bebernya.

Baca juga : Mau Punya Passive Income? Ini 4 Investasi Rekomendasi MAMI

Sebagai informasi, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) merilis data pertumbuhan investor pasar modal sebanyak 11,4 persen selama Januari hingga Mei 2025. 

Pertumbuhan ini cukup merata disumbang pertumbuhan jumlah investor saham, obligasi dan reksa dana secara persentase. Angka pertumbuhan ini cukup sejalan dengan pertumbuhan di tahun-tahun sebelumnya, yaitu 18 persen sepanjang 2023 dan 22 persen pada 2024. 

Saat ini 16,6 juta penduduk Indonesia sudah menjadi investor pasar modal. Ini merupakan titik tolak yang baik menuju pertumbuhan kekayaan. 

“Walaupun begitu, ada tantangan yang perlu diatasi terlebih dulu, yaitu edukasi dan informasi yang benar. Dengan edukasi yang baik, dan disampaikan oleh tenaga-tenaga bersertifikasi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat menggali potensi pasar modal secara optimal dan tepat sesuai tujuan hidup, dan menikmati hasilnya di hari esok,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top