MES dan Prudential Bersinergi Wujudkan Ekonomi Inklusif bagi Perempuan


Poin Penting

  • MES dan Prudential Indonesia menggelar Financial Literacy for Women untuk memperluas akses keuangan dan memperkuat perlindungan konsumen perempuan.
  • Perempuan mengelola 64,5 persen UMKM dan menyumbang 61 persen PDB nasional; peningkatan kesetaraan dapat mendongkrak PDB hingga 9 persen pada 2030.
  • OJK dan Prudential berkomitmen memperkuat literasi keuangan perempuan melalui edukasi, perlindungan konsumen, dan pemberdayaan finansial untuk mendorong kemandirian ekonomi.

Jakarta – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bersama Prudential Indonesia pada hari ini (14/10) menggelar kegiatan Financial Literacy for Women di Jakarta. Ini sebagai salah satu komitmen untuk mendorong penguatan ketahanan nasional sekaligus pertumbuhan ekonomi inklusif menuju Indonesia Emas 2045. 

Mengusung tema Generasi Cerdas Keuangan: Perempuan Berdaya, Ekonomi Jaya, kegiatan ini bertujuan memperluas akses keuangan bagi perempuan sekaligus memperkuat perlindungan konsumen berperspektif gender.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauziah, menegaskan bahwa literasi keuangan merupakan fondasi bagi kemandirian perempuan dan pembangunan ekonomi nasional.

“Literasi keuangan bukan hanya tentang angka dan perhitungan, tetapi tentang kemandirian, keberanian, dan masa depan. Populasi perempuan yang mencakup hampir setengah dari total penduduk Indonesia memiliki peran krusial dalam pembangunan ekonomi,” ucap Arifah.

Baca juga: Gandeng Prudential, MRCC Siloams Dorong Skrining Kanker Payudara Lebih Dini

Arifah menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 tercatat sebanyak 64,5 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dikelola oleh perempuan. Mereka berkontribusi sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 

Bahkan, PDB Indonesia diproyeksikan dapat meningkat hingga 9 persen pada 2030 jika perempuan memperoleh hak dan peluang yang sama dalam pembangunan.

Di kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari Dewi, menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi pemberdayaan perempuan melalui edukasi dan perlindungan konsumen.

“Sesuai mandat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, OJK mengatur, mengawasi, dan melindungi seluruh sektor jasa keuangan. Kami berkomitmen memberikan edukasi dan literasi bagi perempuan agar memiliki pemahaman keuangan yang kuat untuk menyiapkan masa depan yang lebih cemerlang,” ujar Kiki, sapaan akrabnya.

Sementara, Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen menegaskan bahwa literasi finansial bukan hanya tentang angka, tetapi pemberdayaan dan kemandirian.

“Kami siap membantu agar perempuan semakin berdaya, melek investasi, serta menjadi perintis dan independen dalam mengelola keuangan. Dengan begitu, mereka dapat memutus rantai kekerasan dalam rumah tangga,” tambah Karin.

Baca juga: TPAKD Berhasil Tingkatkan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat, Ini Buktinya

Selanjutnya, Pengurus Pusat MES, Siti Ma’rifah, menyoroti pentingnya ekosistem ekonomi yang ramah perempuan, termasuk di sektor keuangan syariah. Pasalnya, menurut Siti, perempuan memiliki potensi besar dalam membangun ekonomi keluarga dan bangsa.

“Dengan literasi keuangan syariah yang kuat, perempuan tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga mampu menanamkan nilai keberkahan dan keberlanjutan dalam setiap aktivitas usahanya,” tutup Siti. (*)

Editor: Galih Pratama



Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top