Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terjadi penurunan pada kinerja lini usaha asuransi kredit. Hingga April 2025, premi asuransi kredit terkoreksi 5,63 persen menjadi Rp6,31 triliun.
“Total premi asuransi kredit tercatat sebesar Rp6,31 triliun atau mengalami penurunan sebanyak 5,63 persen secara year on year (yoy),” ujar Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK dikutip 18 Juni 2025.
Meski demikian, kata Ogi, asuransi kredit masih menjadi salah satu kontributor terbesar pada industri asuransi umum dengan menyumbang sebesar 14,13 persen dari total seluruh premi asuransi umum. Sementara, untuk tingkat risiko klaim asuransi kredit mencapai 86,59 persen.
Baca juga: Tiga Lini Bisnis Ini Dominasi Premi Asuransi Umum di Kuartal I 2025
“Proyeksi asuransi kredit ke depan tetap erat kaitannya dengan tren penyaluran kredit oleh perbankan. Meskipun demikian, saat ini perhatian utama diarahkan pada penguatan kualitas underwriting sebagaimana tercantum pada POJK 20/2023,” ucap Ogi.
Sementara, untuk premi lini usaha asuransi kendaraan bermotor juga mengalami penurunan sebesar 5,89 persen yoy atau tercatat sebesar Rp7,21 triliun per April 2025.
Namun secara month to month (mtm), premi lini usaha kendaraan bermotor masih mencatatkan peningkatan sebesar Rp1,47 triliun jika dibandingkan dengan Maret 2025.
“Lini usaha kendaraan bermotor masih menjadi lini usaha paling mendominasi nomor dua setelah asuransi harta benda dengan porsi sebesar 12,91 persen, walaupun prospek lini usaha asuransi kendaraan bermotor dapat sedikit melambat,” imbuhnya.
Baca juga: Premi Asuransi Umum Naik Tipis 0,3 Persen Jadi Rp30,5 Triliun di Kuartal I 2025
Namun, Ogi menuturkan lini usaha asuransi kendaraan saat ini masih memiliki ruang pertumbuhan yang sehat. Hal ini seiring dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan serta potensi peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan yang menghadirkan fitur dan inovasi baru.
“Hal ini pada pada akhirnya dapat mendorong aktivitas pasar secara lebih luas,” tutup Ogi. (*)