Poin Penting
- Startup menghadapi tekanan akibat turbelensi ekonomi global, sulitnya pendanaan, serta masalah legalitas, yang mendorong banyak perusahaan melakukan efisiensi termasuk PHK.
- Total pendanaan startup Indonesia 2024 mencapai USD1,13 triliun, naik dari USD693 juta pada 2023, namun investor kini lebih selektif karena kondisi global.
- Fokus pada fundamental bisnis dan pengembangan talenta global menjadi kunci pemulihan ekosistem startup, salah satunya melalui ajang “Startup Wars 2025”.
Jakarta – Kinerja perusahaan rintisan (startup) pada 2025 diwarnai dengan berbagai kendala. Mulai dari aspek legalitas, kesulitan meraih dana segar dari investor, bahkan ada yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat turbelensi ekonomi global.
“Banyak perusahaan startup yang harus memangkas karyawan agar bisa berkembang. Jadi, ini cara mengatur keuangan perusahaan agar bisa menghasilkan keuntungan,” ujar Co-Founder dan Managing Partner TNB Aura, Vicknesh R Pillay, dalam acara konfrensi pers Startup Wars 2025, di Universitas BINUS, Jakarta, Jumat, 17 Oktober 2025.
Menurutnya, fenomena ini tak hanya di Indonesia, tetapi juga terjadi di banyak negara lainnya. Salah satu faktornya, investor yang mulai mengurangi pendanaan karena faktor ekonomi global.
“Oleh karena itu banyak investor di industri ini tidak banyak berinvestasi,” jelasnya.
Diketahui, sepanjang 2024, total pendanaan startup Indonesia mencapai USD1,13 triliun (Rp17,515 triliun). Sektor keuangan sendiri menjadi yang paling banyak menerima pendanaan.
Baca juga : Gandeng Konsorsium Universitas Top Indonesia, UD IMPACT Siap Cetak Startup GreenTech
Adapun berdasarkan laporan platform kurator data dan riset startup Tracxn, total pendanaan startup lokal tahun 2023 hanya USD693 juta dari 78 putaran pendanaan.
Bahkan, capaian tahun lalu tak sampai melampaui era 2016 sebesar USD966 juta dari 91 putaran pendanaan.
Menyoal aspek legalitas yang menjadi batu sandungan startup, Vicknesh menekankan kolaborasi dengan pelbagi pihak untuk meningkatkan tata kelola perusahaan.
“Jadi kita sebagai industri harus bekerja sama untuk meningkatkan tata kelola karena tidak semua orang buruk. Hanya segelintir pengusaha yang melakukan kesalahan,” bebernya.
Peluang Kebangkitan Startup
Peluang kebangkitan ekosistem startup di Tanah Air pun masih terbuka lebar, meskipun sektor ini tengah mengalami “musim dingin”. Faktor-faktor seperti fokus pada bisnis fundamental hingga pengembangan talenta global dalam bidang inovasi dan kewirausahan menjadi solusinya.
Hal ini sejalan dengan ajang kompetisi “Startup Wars 2025”, yang digelar BINUS University berkolaborasi dengan TNB Aura. Ajang tersebut seyogyanya mengasah kemampuan mahasiswa untuk berpikir dan bertindak layaknya investor professional.
Vice Rector of Student Affairs BINUS University Yohannes Kurniawan, Startup Wars menantang peserta untuk memosisikan diri sebagai venture capitalists, mengevaluasi model bisnis, serta menentukan strategi investasi yang berpotensi menciptakan dampak ekonomi dan sosial.
Baca juga : Alpha JWC Luncurkan SpeakUp, Sistem Pelaporan Fraud untuk Startup
Menurutnya, pendekatan berbasis simulasi ini memberikan pengalaman langsung mengenai cara investor profesional menilai dan mengembangkan startup yang menjanjikan.
Selain itu, kompetisi ini menghadirkan bimbingan langsung dari profesional venture capital serta studi kasus dunia nyata yang memperkaya wawasan peserta tentang strategi investasi, manajemen risiko, dan kewirausahaan berdampak sosial.
“Di BINUS University, kami berkomitmen untuk mengembangkan talenta global dalam bidang inovasi dan kewirausahaan. Kolaborasi kami dengan TNB Aura memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa Indonesia untuk merasakan langsung dunia venture capital, menghubungkan pengetahuan akademis dengan pengalaman industri,” tegasnya.
Sementara itu, CEO Singapore Venture & Capital Association (SVCA) Sharon Lim menuturkan, kompetisi seperti Startup Wars sangat penting dalam mempersiapkan generasi investor dan pendiri berikutnya.
Di mana, sebut dia menumbuhkan pola pikir analitis, wawasan strategis, dan pemahaman lintas negara yang esensial bagi masa depan kewirausahaan di Asia Tengara, termasuk di Indonesia.
“Melalui kolaborasi ini, BINUS University memperkuat perannya sebagai pusat inovasi dan kewirausahaan yang menyiapkan mahasiswa Indonesia untuk menjadi bagian dari generasi baru investor dan inovator yang siap membentuk masa depan ekosistem startup di kawasan,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama